+86-18705820808

Berita

Rumah / Berita / Berita Industri / Kain Non Woven yang Dapat Terurai Secara Biodegradasi

Kain Non Woven yang Dapat Terurai Secara Biodegradasi

Jul 01, 2023
Kain bukan tenunan adalah produk ramah lingkungan baru yang ramah lingkungan dan bersih untuk abad ke-21. Itu terbuat dari bahan alami dan dapat terurai secara hayati seperti serat kapas, rami, dan rami. Bahannya juga adem dan lembut di kulit. Ini juga tahan lama dan memiliki tirai yang bagus. Bahan ini dapat digunakan kembali dan dapat terurai secara hayati, artinya dapat digunakan berulang kali tanpa kehilangan sifat-sifatnya. Produk ini juga hipoalergenik dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya, sehingga ideal untuk siapa saja yang memiliki kulit sensitif. Jenis kain ini sangat populer di kalangan orang-orang yang menggunakan tas belanjaan yang dapat digunakan kembali dan ingin turut serta dalam menyelamatkan lingkungan.

Proses mengubah polimer polipropilen dan poliester menjadi kain bukan tenunan tidak seburuk pengolahan plastik sintetis, namun tetap menggunakan banyak energi. Produksi kain bukan tenunan memerlukan panas, tekanan, dan mesin lainnya, yang semuanya menghasilkan gas rumah kaca yang tidak ramah lingkungan seperti bahan baku organik. Inilah sebabnya mengapa banyak produsen kain jenis ini mulai menggunakan polimer ramah lingkungan yang berasal dari sumber daya terbarukan, bukan bahan mentah berbasis minyak bumi.

Beberapa polimer biodegradable didasarkan pada polisakarida alami atau berbasis petrokimia, polimer termoset dari minyak nabati, atau polimer sintetik dengan aditif yang bertanggung jawab atas foto-, okso- dan biodegradasi (Farrington et al., 2005). Selama degradasi, polimer rantai panjang dihidrolisis menjadi oligomer dengan berat molekul lebih rendah melalui aksi mikroorganisme dengan adanya air dan oksigen. Reaksi dipercepat dengan penambahan asam atau alkali dan karena pengaruh suhu dan kelembaban.

Polimer yang dapat terdegradasi secara biologis biasanya tidak terkontaminasi oleh tanah tempat polimer tersebut dikubur atau dibuat kompos. Namun, mereka dapat mencemari tanah dengan karbon dioksida, metana, air dan humus (Farrington et al., 2007).

Agrotekstil yang terbuat dari bahan biodegradable ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi. Tanaman ini dapat digunakan untuk melindungi tanah dari erosi, mempertahankan kelembapan dan unsur hara di lahan, serta menekan pertumbuhan gulma. Beberapa dari agrotekstil ini bahkan dapat membantu meningkatkan hasil panen dengan mengurangi kebutuhan pupuk.

Kemampuan biodegradasi agrotekstil bergantung pada kandungan selulosa, kristalinitas, dan suhu. Agrotekstil terbaik yang digunakan untuk pengendalian erosi adalah yang memiliki kandungan selulosa tinggi dan kristalinitas rendah. Agrotekstil harus direndam dalam air selama sekitar dua jam untuk memastikan bahwa agrotekstil tersebut benar-benar jenuh sebelum diuji kemampuan terurai secara hayati.

Kemampuan terurai secara hayati dari keset sanitasi bukan tenunan, yang dijahit dengan serat rami dan rami, telah diuji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biodegradabilitas keset sanitasi ini memuaskan berdasarkan evaluasi sensorik dan analisis kekuatan tarik. Keset sanitasi yang memiliki tingkat biodegradabilitas tertinggi adalah keset dengan persentase serat pendek yang tinggi. Keset sanitasi yang memiliki biodegradabilitas paling rendah adalah keset dengan konsentrasi serat panjang terbesar. Hal ini karena serat yang lebih panjang memiliki ketahanan yang lebih besar terhadap degradasi mikroba dibandingkan serat yang pendek.
ATAS